Nah sebelum kita pelajari konfigurasi samba kita perlu tahu sejarah samba dulu
kira kira sejarah samba kaya gini ....
Sejarah samba itu bermula saat Andrew Tridgell membuat aplikasi samba dan pada tahun berikutnya, 1992. Mulai diatasi persoalan penghubungan (berbagi data) antara linux dengan windows dan pada tahun ini juga berdirinya tim samba yang beranggotakan beberapa tim hacker.
Protokol SMB
SMB (server message block) merupakan protokol standar yang dibuat oleh microsoft untuk sistem windows. Fungsinya untuk berbagi data atau file. baik dari CDROM, harddisk, Dan perangkat-perangkat lainnya agar dapat digunakan bersama-sama. Tidak mau kalah, linux pun membuat sebuah aplikasi yang dinamakan samba. Samba juga menggunakan protokol yang sama yang digunakan windows yaitu SMB. Tujuannya agar antara system windows dengan system linux dapat saling berbagi daya (data atau perangkat).
Setelah kalian mengenal lebih dekat samba itu apa, kita coba aplikasikan kedalam konfigurasi. Karena itu kita membutuhkan topology yang akan digunakan dalam mengkonfigurasi samba. Kali ini kita akan menggunakan 2 client dan satu server yang dihubungkan melalui switch. Client yang digunakan terdiri dari client yang menggunakan windows dan client yang menggunakan server. Dari pernyataan tersebut, maka topology yang akan kita gunakan adalah sebagai berikut.
Ingat, untuk menghubungkan sebuah jaringan kita membutuhkan Ip address. Jadi setting Ip addressnya dengan menggunakan perintah :
Kali ini saya menggunakan Ip 10.10.10.1 dengan netmask /29 yang hanya memiliki 8 host. Karena pada topologi kita menggunakan 3 host (perangkat). yaitu perangkat server (10.10.10.1), client windows (10.10.10.2) dan client linux (10.10.10.3).
Setelah networknya di konfigurasi, jangan lupa untuk di restart tujuannya agar konfigurasi network yang kita setting tadi dapat berjalan dan digunakan. restart dengan menggunakan perintah :
Karena kita membuat aplikasi file sharing samba, jadi kita install samba-nya dengan aplikasi samba menggunakan perintah:
Lalu kita buat direktory baca (nantinya hanya bisa dibaca) dan direktory tulis (nantinya hanya bisa ditulis) lalu kita ubah hak aksesnya agar bisa di akses oleh semua user di server debian. Maksudnya bisa diakses oleh semua user adalah penggunaan authentification user yang nantinya akan diminta saat client mengakses samba server debian. Karena authentification user membutuhkan user sedangkan file/direktory yang dibuat ada pada direktory root yang tidak bisa diakses oleh user-user lainnya di server debian. karena itu kita ubah hak aksesnya.
Lalu kita lihat user apa saja yang tersedia dan kita buat password untuk akses sambanya (nantinya akan kita buat authentification user saat login samba). Kalian juga bisa membuat user terlebih dahulu yang akan digunakan nantinya.
Lalu kita edit file smb.conf menggunakan perintah :
Lalu kita hapus tanda pagar pada security = user. Tujuannya agar client dijaringan login ke server samba menggunakan authentification user.
Pada file smb.conf paling bawah, kita tambahkan konfigurasi akses baca (direktory baca) dan akses tulis (direktory tulis). Agar bisa menggunakan authentification user “guest ok” jadikan “no”. Pada akses baca “read only” jadikan “yes” sedangkan akses tulis “writable” yang dijadikan “yes” lalu tambahkan “share mode” dan “public” jadikan “yes” path adalah letak direktory yang akan di mounting.
Setelah di konfigurasi, jangan lupa untuk merestart samba nya dengan perintah :
Server telah selesai di konfigurasi. Sekarang client, pertama setting Ip di client dengan meggunakan gateway yang digunakan server agar client dapat tersambung dengan server. Contoh ip yang digunakan client.
Lalu kita coba test ping di cmd apakah sudah tersambung. Jika ping sudah bisa, kita langsung menjalankan sambanya dengan membuka run (shortcutnya windows + R) dan mengetikkan 2 backslash dengan Ip Server : \\10.10.10.1
Maka saat samba dimulai, maka samba akan meminta authentifikasi user. Inilah yang disebut dengan authentification user. Loginnya mengunakan user yang diberi smbpasswd tadi saat pembuatan di server debian. Karena tadi saya menggunakan user alfa dengan smbpasswd 123. Maka saya akan login menggunakan user alfa dengan password 123.
Dan inilah direktory samba server, pada gambar terdapat folder baca dan tulis. Folder tersebut adalah direktory yang dibuat saat di server tadi. Ingat saat mengkonfigurasi akses tulis dan baca, kita membuat direktory/folder baca yang hanya bisa dibaca dan direktory/folder tulis yang bisa ditulis. Untuk mengetest nya kita coba ke direktory baca.
Saat kita coba buat text document atau folder pada direktory/folder baca. Maka akan muncul jendela pop-up yang mengatakan bahwa direktory/folder baca mambutuhkan akses untuk membuat folder. Artinya pada folder baca terbukti bahwa akses yang digunakan hanya bisa membaca (read-only)
Tetapi lain hal dengan folder tulis, kita coba buat file maka file tersebut akan dibuat. Hal ini dikarenakan akses folder tulis pada pengaturan samba diserver tadi adalah writeable (bisa menulis).
Bagaimana dengan client linux, berikut caranya. Buka file manager untuk membuka menu sambanya pada start menu OpenSUSE (karna kali ini saya menggunakan client Opensuse).
Lalu buka pada menu network dan klik pada samba shares. Sebelum membuka samba share, pastikan firewall pada opensuse telah dimatikan. Karena jika tidak dimatikan akses samba client ke server akan terhambat atau tertahan pada firewall.
Lalu klik pada workgroup. Workgroup inilah yang menyatukan antara client dan server.
Pada tampilan dibawah ada dua perangkat os (server debian dan windows client). Pilih yang debian. hal ini menunjukan bahwa didalam workgrup sudah ada debian server dan windows client.
Lalu coba kita masuk ke Debian server dan masuk pada direktory tulis. Lalu untuk mengedit file kita hanya perlu menambahkan text. Sedangkan text yang diedit pada client windows tadi tidak bisa disave karena butuh akses eksekusi dari client windows. toko bunga di cikarang
Untuk direktory baca silahkan dicoba sendiri, karena akses direktory baca sama seperti settingan dari server yaitu hanya membaca. Tidak ada bedanya penggunaan sistem operasi asalkan berasal dari satu konfigurasi, maka akses konfigurasi tersebutlah yang berjalan.
kira kira sejarah samba kaya gini ....
Sejarah samba itu bermula saat Andrew Tridgell membuat aplikasi samba dan pada tahun berikutnya, 1992. Mulai diatasi persoalan penghubungan (berbagi data) antara linux dengan windows dan pada tahun ini juga berdirinya tim samba yang beranggotakan beberapa tim hacker.
Protokol SMB
SMB (server message block) merupakan protokol standar yang dibuat oleh microsoft untuk sistem windows. Fungsinya untuk berbagi data atau file. baik dari CDROM, harddisk, Dan perangkat-perangkat lainnya agar dapat digunakan bersama-sama. Tidak mau kalah, linux pun membuat sebuah aplikasi yang dinamakan samba. Samba juga menggunakan protokol yang sama yang digunakan windows yaitu SMB. Tujuannya agar antara system windows dengan system linux dapat saling berbagi daya (data atau perangkat).
Setelah kalian mengenal lebih dekat samba itu apa, kita coba aplikasikan kedalam konfigurasi. Karena itu kita membutuhkan topology yang akan digunakan dalam mengkonfigurasi samba. Kali ini kita akan menggunakan 2 client dan satu server yang dihubungkan melalui switch. Client yang digunakan terdiri dari client yang menggunakan windows dan client yang menggunakan server. Dari pernyataan tersebut, maka topology yang akan kita gunakan adalah sebagai berikut.
Ingat, untuk menghubungkan sebuah jaringan kita membutuhkan Ip address. Jadi setting Ip addressnya dengan menggunakan perintah :
# nano /etc/network/interfaces
Kali ini saya menggunakan Ip 10.10.10.1 dengan netmask /29 yang hanya memiliki 8 host. Karena pada topologi kita menggunakan 3 host (perangkat). yaitu perangkat server (10.10.10.1), client windows (10.10.10.2) dan client linux (10.10.10.3).
Setelah networknya di konfigurasi, jangan lupa untuk di restart tujuannya agar konfigurasi network yang kita setting tadi dapat berjalan dan digunakan. restart dengan menggunakan perintah :
# /etc/init.d/networking restart
Karena kita membuat aplikasi file sharing samba, jadi kita install samba-nya dengan aplikasi samba menggunakan perintah:
# apt-get install samba
Lalu kita buat direktory baca (nantinya hanya bisa dibaca) dan direktory tulis (nantinya hanya bisa ditulis) lalu kita ubah hak aksesnya agar bisa di akses oleh semua user di server debian. Maksudnya bisa diakses oleh semua user adalah penggunaan authentification user yang nantinya akan diminta saat client mengakses samba server debian. Karena authentification user membutuhkan user sedangkan file/direktory yang dibuat ada pada direktory root yang tidak bisa diakses oleh user-user lainnya di server debian. karena itu kita ubah hak aksesnya.
Lalu kita lihat user apa saja yang tersedia dan kita buat password untuk akses sambanya (nantinya akan kita buat authentification user saat login samba). Kalian juga bisa membuat user terlebih dahulu yang akan digunakan nantinya.
Lalu kita edit file smb.conf menggunakan perintah :
# nano /etc/samba/smb.conf
Lalu kita hapus tanda pagar pada security = user. Tujuannya agar client dijaringan login ke server samba menggunakan authentification user.
Pada file smb.conf paling bawah, kita tambahkan konfigurasi akses baca (direktory baca) dan akses tulis (direktory tulis). Agar bisa menggunakan authentification user “guest ok” jadikan “no”. Pada akses baca “read only” jadikan “yes” sedangkan akses tulis “writable” yang dijadikan “yes” lalu tambahkan “share mode” dan “public” jadikan “yes” path adalah letak direktory yang akan di mounting.
Setelah di konfigurasi, jangan lupa untuk merestart samba nya dengan perintah :
# /etc/init.d/samba restart
Server telah selesai di konfigurasi. Sekarang client, pertama setting Ip di client dengan meggunakan gateway yang digunakan server agar client dapat tersambung dengan server. Contoh ip yang digunakan client.
Ip : 10.10.10.2
netmask : 255.255.255.248
gateway : 10.10.10.1 (ip yang digunakan server)
Lalu kita coba test ping di cmd apakah sudah tersambung. Jika ping sudah bisa, kita langsung menjalankan sambanya dengan membuka run (shortcutnya windows + R) dan mengetikkan 2 backslash dengan Ip Server : \\10.10.10.1
Maka saat samba dimulai, maka samba akan meminta authentifikasi user. Inilah yang disebut dengan authentification user. Loginnya mengunakan user yang diberi smbpasswd tadi saat pembuatan di server debian. Karena tadi saya menggunakan user alfa dengan smbpasswd 123. Maka saya akan login menggunakan user alfa dengan password 123.
Dan inilah direktory samba server, pada gambar terdapat folder baca dan tulis. Folder tersebut adalah direktory yang dibuat saat di server tadi. Ingat saat mengkonfigurasi akses tulis dan baca, kita membuat direktory/folder baca yang hanya bisa dibaca dan direktory/folder tulis yang bisa ditulis. Untuk mengetest nya kita coba ke direktory baca.
Saat kita coba buat text document atau folder pada direktory/folder baca. Maka akan muncul jendela pop-up yang mengatakan bahwa direktory/folder baca mambutuhkan akses untuk membuat folder. Artinya pada folder baca terbukti bahwa akses yang digunakan hanya bisa membaca (read-only)
Tetapi lain hal dengan folder tulis, kita coba buat file maka file tersebut akan dibuat. Hal ini dikarenakan akses folder tulis pada pengaturan samba diserver tadi adalah writeable (bisa menulis).
Bagaimana dengan client linux, berikut caranya. Buka file manager untuk membuka menu sambanya pada start menu OpenSUSE (karna kali ini saya menggunakan client Opensuse).
Lalu buka pada menu network dan klik pada samba shares. Sebelum membuka samba share, pastikan firewall pada opensuse telah dimatikan. Karena jika tidak dimatikan akses samba client ke server akan terhambat atau tertahan pada firewall.
Lalu klik pada workgroup. Workgroup inilah yang menyatukan antara client dan server.
Pada tampilan dibawah ada dua perangkat os (server debian dan windows client). Pilih yang debian. hal ini menunjukan bahwa didalam workgrup sudah ada debian server dan windows client.
Lalu coba kita masuk ke Debian server dan masuk pada direktory tulis. Lalu untuk mengedit file kita hanya perlu menambahkan text. Sedangkan text yang diedit pada client windows tadi tidak bisa disave karena butuh akses eksekusi dari client windows. toko bunga di cikarang
Untuk direktory baca silahkan dicoba sendiri, karena akses direktory baca sama seperti settingan dari server yaitu hanya membaca. Tidak ada bedanya penggunaan sistem operasi asalkan berasal dari satu konfigurasi, maka akses konfigurasi tersebutlah yang berjalan.
Comments